Minggu, 17 Februari 2013

Koneksi 2 Jaringan DHCP Berbeda Kelas

Koneksi 2 Jaringan DHCP Berbeda Kelas Pada Cisco Paket Tracer

Dalam Jaringan komputer, ip address terbagi menjadi 5 kelas. Kelas IP yang sering kita lihat digunakan adalah kelas A, B dan C. Bagaimana jika kita ingin mengkoneksikan 2 jaringan yang masing-masing menggunakan server DHCP dengan kelas berbeda? Berikut ini kita akan coba mensimulasikan menggunakan Cisco Paket Tracer 5.3, yuk kita belajar bersama...



pertama-tama buat jaringan seperti gambar diatas.

Tiap-tiap jaringan terdiri dari :
- 1 Server-PT untuk DHCP
- 1 switch-PT
- 2 PC-PT
- Connection yang digunakan Copper Straight-Through dan dipasang pada port FastEthernet

Jaringan Pertama menggunakan kelas C
Setting Server untuk DHCP (klik server-config) :
- GLOBAL-Settings -> Gateway : 192.168.10.254
                                -> DNS Server : 200.200.200.1
- SERVICE-HTTP -> HTTP : off
                              -> HTTPS : off
- SERVICE-DHCP -> service : on
                               -> Default Gateway dan DNS Server sama dengan Global-Settings
                               -> Start IP Address : 192-168-10-5
                               -> Subnet Mask : 255-255-255-0
                               -> Maximum number of Users : 10 (bebas)
                               -> Klik Save...
- INTERFACE-FastEthernet -> IP Address : 192.168.10.1
                                             -> Subnet Mask : 255.255.255.0
Setting pada PC :
- klik PC -> Desktop -> IP configuration -> pilih DHCP
- tunggu beberapa saat jika sukses akan mendapat IP dari server DHCP
- jika failed -> klik Static -> klik DHCP lagi
- jika sudah, lakukan hal yang sama pada PC yang lain di jaringan yang sama

Lakukan test pinging pada salah satu PC dengan tujuan IP server dan IP PC yang lain
- klik PC -> Desktop -> Command Prompt

Jaringan Kedua menggunakan kelas B

Cara penyetingan sama, tapi menggunakan :
- Gateway / Default Gateway -> 172.16.40.254
- DNS Server -> 220.220.220.1
- IP Address -> 172.16.40.1
- Subnet Mask -> 255.255.0.0
- Start IP address -> 172.16.40.5
- Number of users -> 10 (bebas)
- cara setting IP pada PC juga sama dengan pada jaringan yang pertama
- Lakukan test pinging

dan sekarang saat yang paling kita tunggu-tunggu... (jantung berdebar...)
mengkoneksikan kedua jaringan tersebut, olrait...
  • tambahkan sebuah Router-PT seperti gambar dibawah :
  • hubungkan switch jaringan pertama (kelas C) pada FastEthernet0/0 pada Router-PT dengan Copper Straight-Through
  • hubungkan switch jaringan kedua  (kelas B) pada FastEthernet1/0 pada Router-PT dengan Copper Straight-Through
Setting pada Router-PT (klik router) :
- ROUTING-Rip -> masukkan netID : 192.168.10.0 -> klik add
                            -> masukkan netID : 172.16.0.0 -> klik add
- INTERFACE-FastEthernet0/0 -> Port Status : on
                                                  -> Bandwidth dan Duplex : Auto
                                                  -> IP Address : 192.168.10.254
                                                  -> Subnet Mask : 255.255.255.0
- INTERFACE-FastEthernet1/0 -> Port Status : on
                                                  -> Bandwidth dan Duplex : Auto
                                                  -> IP Address : 172.16.40.254
                                                  -> Subnet Mask : 255.255.0.0
- GLOBAL-Settngs -> save

test pinging dari jaringan pertama ke ip tujuan jaringan kedua,
dan sebaliknya

biasanya pada test pinging lintas jaringan baris replay pertama kadang RTO (request time out), tapi pada baris replay berikutnya pasti bisa, dan jika dilakukan test pingin ulang pasti sukses...

Semoga Bermanfaat.

Selasa, 12 Februari 2013

CIDR Conversion Table

CIDR Conversion Table


CIDR Length Mask # Networks # Hosts
  /1 128.0.0.0 128 A     2,147,483,392  
  /2 192.0.0.0 64 A     1,073,741,696  
  /3 224.0.0.0 32 A     536,870,848  
  /4 240.0.0.0 16 A     268,435,424  
  /5 248.0.0.0 8 A     134,217,712  
  /6 252.0.0.0 4 A   67,108,856  
  /7 254.0.0.0 2 A   33,554,428  
  /8 255.0.0.0 1 A     16,777,214  
  /9 255.128.0.0 128 B   8,388,352  
  /10 255.192.0.0 64 B   4,194,176  
  /11 255.224.0.0 32 B   2,097,088  
  /12 255.240.0.0 16 B   1,048,544  
  /13 255.248.0.0 8 B   524,272  
  /14 255.252.0.0 4 B   262,136  
  /15 255.254.0.0 2 B   131,068  
  /16 255.255.0.0 1 B   65,024  
  /17 255.255.128.0 128 C   32,512  
  /18 255.255.192.0 64 C     16,256  
  /19 255.255.224.0 32 C     8,128  
  /20 255.255.240.0 16 C     4,064  
  /21 255.255.248.0 8 C     2,032  
  /22 255.255.252.0 4 C     1,016  
  /23 255.255.254.0 2 C     508  
  /24 255.255.255.0 1 C     254  
  /25 255.255.255.128   2 subnets   124  
  /26 255.255.255.192   4 subnets   62  
  /27 255.255.255.224   8 subnets   30  
  /28 255.255.255.240   16 subnets   14  
  /29 255.255.255.248 32 subnets   6  
  /30 255.255.255.252 64 subnets   2  
  /31   255.255.255.254     none   none
  /32 255.255.255.255   1/256 C 1  
 

A network is called a supernet when the prefix boundary contains fewer bits than the network's natural (i.e. classful) mask. A network is called a subnet when the prefix boundary contains more bits than the network's natural mask.
Examples
209.60.128.0 is a class C network address with a natural mask of /24.
209.60.128.0 /22 is a supernet which yields:
209.60.128.0 /24
209.60.129.0 /24
209.60.130.0 /24
209.60.131.0 /24

192.0.0.0 /25
Subnet    Host Range
  0        192.0.0.1      -  192.0.0.126
  1        192.0.0.129  -  192.0.0.254

192.0.0.0 /26
Subnet Host Range
0 192.0.0.1 - 192.0.0.62
1 192.0.0.65 - 192.0.0.126
2 192.0.0.129 - 192.0.0.190
3 192.0.0.193 - 192.0.0.254

192.0.0.0 /27
Subnet Host Range
0 192.0.0.1 - 192.0.0.30
1 192.0.0.33 - 192.0.0.62
2 192.0.0.65 - 192.0.0.94
3 192.0.0.97 - 192.0.0.126
4 192.0.0.129 - 192.0.0.158
5 192.0.0.161 - 192.0.0.190
6 192.0.0.193 - 192.0.0.222
7 192.0.0.225 - 192.0.0.254

  

Reserved Network Numbers


Class Start End # Hosts Comment
  A   10.0.0.0   10.255.255.255   16,777,216   a single Class A network number
  B   172.16.0.0   172.31.255.255 1,048,544   16 contiguous Class B network numbers
  C   192.168.0.0     192.168.255.255   65,534   256 contiguous Class C network numbers  

IP address Subnetter





IP Address Subnetter

Custom Subnet MaskBinary Custom Subnet MaskBits BorrowedUsable SubnetsUsable Hosts
255.128.0.011111111 10000000 00000000 00000000108388606
255.192.0.011111111 11000000 00000000 00000000224194302
255.224.0.011111111 11100000 00000000 00000000362097150
255.240.0.011111111 11110000 00000000 000000004141048574
255.248.0.011111111 11111000 00000000 00000000530524286
255.252.0.011111111 11111100 00000000 00000000662262142
255.254.0.011111111 11111110 00000000 000000007126131070
255.255.0.011111111 11111111 00000000 00000000825465534
255.255.128.011111111 11111111 10000000 00000000951032766
255.255.192.011111111 11111111 11000000 0000000010102216382
255.255.224.011111111 11111111 11100000 000000001120468190
255.255.240.011111111 11111111 11110000 000000001240944094
255.255.248.011111111 11111111 11111000 000000001381902046
255.255.252.011111111 11111111 11111100 0000000014163821022
255.255.254.011111111 11111111 11111110 000000001532766510
255.255.255.011111111 11111111 11111111 000000001665534254
255.255.255.12811111111 11111111 11111111 1000000017131070126
255.255.255.19211111111 11111111 11111111 110000001826214262
255.255.255.22411111111 11111111 11111111 111000001952428630
255.255.255.24011111111 11111111 11111111 1111000020104857414
255.255.255.24811111111 11111111 11111111 111110002120971506
255.255.255.25211111111 11111111 11111111 111111002241943022
255.255.255.25411111111 11111111 11111111 111111102383886060
255.255.255.25511111111 11111111 11111111 1111111124167772140

Pengertian ALU Processor

Pengertian ALU

Pengertian ALU adalah Arithmetic Logical Unit yaitu bagian (komponen) pada CPU yang berfungsi buat mengolah data secara logika dan jua mengolah data-data yang membutuhkan perhitungan, yakni dengan memanipulasi informasi serta mengevaluasi hasilnya. ALU inilah yang melaksanakan operasi-operasi misalnya penambahan, pengrungan, serta perkalian integer, operasi bit seperti and, or, not, xor, dan operasi Boolean lainnya. ALU terdiri atas device-device memori kecil yang disebut register. Selama pemrosesan data berlangsung, register-register tersebut dipakai buat menyimpan informasi.
Labih jelasnya, bisa dikatakan bahwa ALU adalah unit pusat pemrosesan (central processing unit) serta tugas utama ALU adalah melaksanakan segenap perhitungan aritmatika (matematika) yang terjadi disesuaikan dengan instruksi program. ALU melaksanakan semua operasi aritmatika dengan dasar pejumlahan hingga sirkuit elektronik yang dimanfaatkan disebut adder.
Tugas ALU lainnya yaitu melaksanakan keputusan dari suaru operasi logika disesuaikan dengan instruksi program. Operasi logika mencakup perbandingan dua operand dengan memanfaatkan operator logika tertentu, yaitu sama dengan (=), tidak sama dengan, kurang dari ( <), kurang ataupun sama dengan, lebih besar dari (> ), dan lebih besar ataupun sama dengan. Sirkuit elektronik untuk melaksanakan operasi logika seperti ini disebut comparator.
Pengertian ALU
ALU (Arithmetic and Logic Unit) adalah bagian pengolah bilangan dari komputer. Pada operasi aritmatika tersebut sendiri terdiri atas berbagai macam operasi diantaranya yaitu operasi penjumlahan, pembagian, perkalian, serta pengurangan. Mendesain ALU pun memiliki cara yang parak sama dengan mendesain dekoder, enkoder, multiplex, serta demultiplex.

 

Minggu, 10 Februari 2013

Konfigurasi Setting Router Mikronik

Setting Router Mikrotik Via Winbox

Bagaimana setting miktoik Via Winbox ? Mungkin bagi yang sudah sering setting mikrotik atau setting router dengan linux mungkin sudah terbiasa dan mungkin cara ini sudah basi tapi ini sedikit tips bagi para newbie untuk setting mikrotik dengan dengan menggunakan via winbox.  Bagi yang belum punya winbox bisa download winbox terlebih dahulu sekalian juga download mikrotik OS nya. 
1. Jalankan winbox, sperti gambar dibawah ini, untuk RouterOS Mikrotik yang sudah dibeli biasanya ip=192.168.88.1 namun jika menggunakan mikrotik yang digunakan adalah PC-Computer ip bisa tergantung dengan ip yang di setting. Klik MAC Address dan pasword kosong lalu klik connect.
 
2. Maka akan tampil winbox mikrotik, klik remove configurationt untuk setting mikrotik sesuai keinginannya, langkah yang pertama arahkan pada menu intercafe yang artinya lancard atau card yang tersedia dan sudah teristal pada mikrotik. interface1 untuk Modem intercafe2 untuk Lan.   
 
3. Bagaiman kelanjutanya untuk setting mikrotik ? untuk melanjutkan setting mikrotik via winbox langkah selanjutnya klik ip address, contoh 192.168.0.1/24 untuk Lan 192.168.1.2/24 untuk Modem. Seperti gambar dibawah ini
 
 
Jika sudah selesai memberi ip addreess maka selanjutnya memberi ip route yang artinya ip route berfungsi sebagai IP Gatway Sumber internet, tentunya jika menggunakan speddy ip routenya 192.168.1.1.
 
5. Dst.Address berfungsi sebagai pembatas ip yang nantinya terhubung dengan jaringan tersebut atau biarkan saja agar semua ip bisa terhubung dengan RouterOS Mikrotik.
  
Kemudian untuk melanjutkan nya klik ip firewall.
  
Maka akan tampil pada winbox Nat Firewall Chain=srcnat Out.interface=Modem/lan yang mengarah ke modem.
 
 
8. Arahkan menu dan klik Action, pada menu Action pilih masquerade dan klik OK.
 
Untuk tes apakah berhasih setting mikrotik dengan winbox dengan cara ping 192.168.0.1(ip router gatway mikrotik) dan ping 192.168.1.1(ip gatway) jika reply from 192.168.1.1 maka setting sudah sukses, udah dulu ya setting mikrotik via winbox ini semoga bisa bermanfaat, 

Rabu, 06 Februari 2013

Sketsa Gambar Cisco Packet Tracer

Sketsa Gambar Swict, Server, Router dan PC yang saling terhubung melalui Aplikasi Packet Tracer.


Peralatan yang digunakan yaitu :

a. 30 PC

b. 1 Swict

c. 1 Server dan

d. 1 Router